Friday, August 12, 2011

Syarat-Syarat Tuhan


Bismillahirrahmanirrahim, Beberapa hari yang lalu, saya berbincang-bincang dengan seorang teman. Sepertinya dia seorang aktivis, dan memiliki misi untuk membawa Islam kepada orang-orang non-muslim, untuk kembali kepada keIslaman yang selama ini belum mereka temukan. Namun, lepas daripada itu, saya juga sempat mempelajari tentang jepang, tentang beberapa dari penduduk mereka yang memeluk dua agama sekaligus, yaitu shintou dan buddha. Apa yang kuyakini adalah, buddha bukanlah suatu agama, tapi sebuah ajaran. Terlepas dari pada itu, dalam hati aku bertanya, Apakah syarat yang mutlak ada pada Tuhan itu. Dari pertanyaan itu timbulah teori-teori yang dipertanyakan untuk mengemukakan syarat Tuhan tersebut. Setelah mendengar suatu kajian dari Ustadz Arifin Ilham, ada 4 teori-teori yang dia kemukakan dalam kajian tersebut:

Pertama, Teori Relativitas dari Einstein. Teori ini menganggap bahwa segala sesuatu adalah relatif dan terbatas jika masih berada dalam empat dimensi, yaitu ruang, waktu, daya dan guna. Selama segala sesuatu iu masih terbatas oleh empat dimensi ini maka selama itu pula disebut alam raya sebagai wujud ciptaan Tuhan. Karena Tuhan di luar empat dimensi tersebutdiatas maka berarti sifat Tuhan yang pertama adalah “mutlak tak terbatas”.

Teori Relativitas ini menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas seperti : dimana, kapan,bagaimana dan siapa yang menciptakan Tuhan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih terbatas pada ruang dan waktu. Teori Relativitas sebenarnya menyatakan Tuhan adalah Mutlak, tidak terbatas pada ruang, waktu, wujud dan guna. Hanya alam semestalah yang terbatas dan bersifat semu dan relatif.

Teori kedua adalah Teori Non Otomatik. Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini tidak ada yang otomatis, atau terjadi dengan sendirinya. Sebagai contoh disetiappertunjukkan wayang pasti akan ada sang dalang yang menggerakan wayang-wayang, dibalik sebuah film pasti akan ada sutradara, dibalik ciptaan pasti ada pencipta. Secara gamblang Teori Non Otomatik ini menjelaskan bahwa alam raya ini ada yang menciptakan. Itulah Tuhan sebagai penciptanya. Maka dengan mudah teori ini menggugurkan teori atheis yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Teori ketiga adalah Teori The Most, secara harfiah teori ini menyatakan tentang adanya “Dzat yang Maha’, ‘Dzat yang Paling’(diatas segala-galanya). Hanya satu (the only one), satu dalam artian Tuhan itu hanya satu, tidak ada dua, tidak tiga, apalagi multi Tuhan. Satu dalam arti kebenaran. Yang benar itu hanya satu, semuanya salah. Pasti ada satu kebenaran yang objektif diantara kebenaran yang subjektif. Pasti ada agama diantara agama-agama yang ada.

Selanjutnya yang keempat, Teori Super Nature Power. Teori ini secara jelas menyatakan bahwa ada kekuatan super dahsyat dibalik alam, yakni kekuatan metafisik yang luar biasa.Contoh yang sangat sederhana adalah Ruh dalam tubuh kita. Ruh adalah bion yang hidup, dan justru jasad ini merupakan bion yang mati. Sebagai perbandingan adalah mayat. Dia bermata, bertelinga, berhidung, berkaki, tetapi tidak berbuat apa-apa hanya terbujur kaku karena ruh-nya sudah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa ruh adalah bion yang hidup.

Dari semua teori tersebut, silahkan anda cari kitab yang dianggap suci oleh umatnya. Jika kitab tersebut mengandung empat teori ini, maka berarti kitab tersebut benar-benar suci. Professor Lurth ahli filsafat dari Rusia, ia mencari kebenaran tentang Tuhan melalui 12 agama. Ia masuk keagama yang satu, dan secara berturut-turut masuk agama yang lain. Akhirnya dia berhenti di agama yang kedua belas. Agama yang kedua belas adalah agama Islam. Agama Islam agama yang paling ia benci. Ia memeluk agama Islam hingga tutup hayatnya.

Kita kembali ke konteks awal tentang kesucian kitab suci. Al-Qur’anul Karim menjawab secara gamblang dan sempurna problem-problem kehidupan & bukti-bukti ilmiah yang paling mutakhir.

Teori yang pertama tentang Teori Relativitas, teori ini mengatakan bahwa Tuhan itu mutlak, alam raya ini terbatas. Teori ini dijawab dalam sebuah surah yang sangat pendek dan padat. Tetapi memiliki bobot tauhid yang sangat luar biasa. Surat itu adalah Surat Al-Ikhlas atau lebih populer dengan Surat Qulhu. Teori Relativitas dijawab dengan jelas dalam Surat Al-Ikhlas ayat 3-4 yang artinya kurang lebih :
”Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlas : 3-4).

Allah SWT juga bersifat mukhalafatu lil hawaditsi (tidak ada satu mahlukpun yang menyerupainya). Dan ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surat Ar-Rahman ayat 26-27, yang artinya kurang lebih :
“Semua yang ada dibumi akan binasa (fana). Dan yang tetap kekal adalah Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. Ar-Rahman, 26-27)

Maksud dari ayat diatas dapat diartikan bahwa manusia itu terbatas, alam semesta pun terbatas. Hanya Allah SWT yang mutlak. Allah SWT ada sebelum kata ada itu sendiri ada. Allah SWT akan tetap ada walaupun kata ada itu sudah tidak ada.

Teori yang kedua yaitu Teori Non Otomatik, teori menyatakan bahwa di muka bumi tidak ada yang otomatis. Masih ingat cerita tentang pencarian Tuhan Nabi Ibrahim? Allah SWT mengabadikan kisah Nabi Ibrahim A-An’am ayat 75 sampai 79.

Nabi Ibrahim ketika melihat bintang-bintang berkata : ’ini Tuhanku’, tetapi ternyata menjelang subuh bintang-bintang yang berkelip itu menghilang tenggelam.Kemudian Nabi Ibrahim berkata : ’aku tidak suka Tuhan-tuhan yang terbatas dan tenggelam’. Kemudian Nabi Ibrahim melihat bulan, kemudian ia berkata : ‘ini Tuhanku’, ternyata menjelang subuh bulan itu pun tenggelam. Kemudian ketika siang menjelang ia melihat Matahari dan berkata : ’ini Tuhanku, ini lebih besar’, tetapi ternyata yang dianggap lebih besarpun menjelang magrib tetap tenggelam. Kemudian nabi Ibrahim pun diberi petunjuk dan menemukan Tuhan yang hakiki, yang menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada didalamnya. Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Ibrahim ini bahwa segala yang ada di langit dan di bumi itu tidak terjadi sendirinya, tapi ada yang menciptakan yaitu Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.

Teori yang ketiga adalah teori The Most. Teori ini menyatakan bahwa Tuhan itu hanya satu. Ini Allah SWT, jawab dalam surah Al-Ikhlas ayat 1, artinya kurang lebih : ”katakanlah bahwa Allah itu ahad (esa)”. Makna ahad itu berbeda dengan satu. Mengapa? Sebab satu itu berbilang, berjumlah, berkali dan berbagi seperti : 2:2 = satu, 2-1= satu, 1×1 = satu. Sementara Allah tidak berbilang, tidak berkali, tidak berbagi, tetapi ahad. Ahad adalah esa atau tunggal. Kemudian satu dalam artian kebenaran. Yang benar hanya satu, yang lain salah. Ini pun dijawab dalam Al-Qur’an surat Al-Fath : 28. yang artinya :
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (hidayah) dan agama yangbenar (haq) agar dimenangkan-nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagaisaksi”.(QS. Al-Fath : 28).

Profesor Lurth berkata : ’bila engkau berfikir sungguh-sungguh, niscaya ilmumu akan memaksamu untuk mencari Tuhan’.

Teori yang terakhir adalah Teori Super Nature Power yang berkaitan dengan Ruh. Allah menjawab dengan indah dalam Al-Quran Surah Al-Isra’ ayat 85. yang artinya :
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah : ‘Ruh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan kamu tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit”.(QS. Al-Isra’ : 85).

Dari semua uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an dapat menjawab semua teori-teori tentang syarat kebenaran suatu ajaran (agama).

(dikutip dari Buku Hakikat Dzikir karangan Ust. Arifin Ilham)
Copied: http://faridkun.blogspot.com
Semoga Bermanfaat dan dapat meneguhkan keimanan kita.
Amin…

Referensi:
http://www.scribd.com/doc/22806056/Key-Akin-An
http://www.youtube.com/watch?v=_4RVNSeaxpc
http://www.youtube.com/watch?v=62YJiMZaazs&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=1hNq3VmDhjE&feature=related

Thursday, August 11, 2011

Manusia dan Agama

Pengertian Agama

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan dan membentuk sikap hidup manusia berdasarkan ajaran agama itu (Moh. Daud Ali, 2002:40).

Perbedaan Agama, Ad-Diin, Religion dan Kepercayaan

Sumber: diolah dari beberapa buku.

Mengapa Manusia Perlu Agama

1. Sunnatullah > Naluri (Hewan) > Naluri Berkembang (Manusia)
2. Beretika Dinamis (Manusia), Beretika Statis (Hewan)
3. Etika > Berbudaya > Beragama ( Manusia )
4. Amanah (Manusia)
5. Pertanggungjawaban (Manusia), yang memiliki seperangkat alat yang dianugerahkan Allah SWT. kepada manusia berupa:
  • Hati untuk memahami kebenaran dan tanda-tanda ciptaan Allah Swt, baik yang kauniyah (jelas) maupun yang gaib (belum jelas);
  • Mata untuk melihat tanda-tanda ciptaan Allah Swt yang bersifat kauniyah; dan
  • Telinga untuk mendengar tanda-tanda ciptaan Allah Swt yang bersifat kauniyah (Al-A’raf; 179)
Mengapa Harus Agama Islam

Mengapa harus agama Islam yang menjadi pilihan hidup kita dalam beragama:
  1. Sebagai hasil suatu sejarah manusia mulai Nabi Adam as sampai dengan Nabi dan Rasul Allah Swt. yang memiliki adanya kesamaan.
  2. Ajarannya tauhid (Ali Imran; 19)
  3. Ajarannya sudah sempurna sempurna (Al Maidah;3)
Pengertian Dinul Islam

Pemakaian ‘Dinul’ untuk Islam lebih tepat karena telah disebutkan dalam al-Qur’an bukan kata ‘agama’ yang berasal dari luar kata-kata bahasa Arab, melainkan berasal dari bahasa Sangsakerta.
Sedangkan pengertian Dinul Islam sendiri adalah:
  • Kepercayaan buat keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat yang diwahyukan Allah Swt kepada manusia dengan perantaraan Rasul (A. Hasan).
  • Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yang diturunkan dalam al-Qur’an dan tertera dalam al-Sunnah, berupa perintah, larangan dan petunjuk untuk kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Ruang Lingkup Dinul Islam

Adapun ruang lingkup Dinul Islam sendiri secara pokoknya meliputi:
(1) Aqidah ( Iman )
(2) Syariah ( Islam )
(3) Akhlaq ( Ihsan )

Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi

1. Bertujuan membentuk mahasiswa yang memiliki akhlaq mulia, dengan cara memahami ajaran-ajaran Islam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Landasan :
  • Filosofis, berupa butir-butir yang terdapat dalam Pancasila dan kandungan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945;
  • Yuridis, UUD 1945 pasal 29 dan ketetapan-ketetapan yang dihasilkan oleh MPR RI;
  • Historis, berupa politik pendidikan nasional yang bertujuan menciptakan insan akademis yang beriman dan bertaqwa; dan
  • Agama, berupa ayat-ayat al-Qur’an dan ketentuan-ketentuan dalam al-Sunnah (Aminuddin dkk., 2002: 11).
Kondisi Umat Islam Indonesia

1. Intern
  • Bidang Ekonomi: masih terbelenggu dengan kemiskinan, baik itu secara kenegaraan maupun individu.
  • Persatuan dan Persaudaraan: masih belum bersatu pasca kekhalifahan terakhir Turki Ustmani (terpecah-belah) karena adanya ambisi pribadi dan furu’iyyah (masalah cabang), terutama dalam bidang politik.
  • Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): masih tertinggal dan terbelakang, negara dan umat Islam masih sebagai konsumtif IPTEK belum sebagai penghasil IPTEK.
  • Akhlaq Mulia: perilaku umat Islam masih jauh sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW (al-Hadist) dan petunjuk al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Ekstern
  • Pembawa Damai: umat Islam masih sering dijadikan bahan/objek issue terorisme dan masih banyak umat Islam yang belum memiliki pemahaman yang benar tentang terorisme.
  • Rahmat bagi Alam: masih adanya kerusakan-kerusakan alam, padahal ajaran Islam justru diharuskan untuk menjaga alam itu dari kerusakan-kerusakan;
  • Paradigma Negatif: masih adanya pandangan dari sebagian agama lain & dunia internasional yang bersifat negatif terhadap ajaran dan perilaku umat Islam (Mahmud Suyuthi, 1995; 4-12 ).
3. Solusi

Oleh karena itu, guna mencari alternatif solusi terbaik oleh umat Islam, maka selayaknya umat Islam kembali:
a. ke ajaran al-Qur’an dan al-Hadist.
b. Mengejar ketertinggalan bidnag ekonomi dan IPTEK.
c. Masalah furu’iyyah kembalikan pada cendekiawan yang berkompeten.
d. Mengembangkan paradigma positivisme.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Cetakan Ke-1, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta: 2002.
Aminuddin dkk., Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, Cetakan ke-1, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2002.
Krisnawati, Lolita (Ed), Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Cetakan ke-1, Ghalia Indonesia, Jakarta: 2002.
Suyuti, Mahmud, Dari Potret Diri Sampai Wisata, Cetakan ke-1, Al-Ihsan, Surabaya: 1995.

Kenapa Agama kita disebut Islam?

Oleh: Al Lajnah Ad Daimah (Dewan Tetap untuk Riset dan Fatwa)

Soal:
Kenapa agama kita disebut dengan Islam?

Jawab:
Karena seseorang yang memeluk agama ini dia menundukkan wajahnya kepada ALLAH, dia tunduk dan patuh kepada seluruh hukum yang datang dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah berfirman,

وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ

Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. (Al Baqarah: 130)

Allah juga berfirman,

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah! (berislamlah)” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”.(Al Baqarah: 131)

Allah juga berfirman,

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ

Bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya (Al Baqarah: 112)

(Diterjemahkan dari Fatwa Lajnah Ad Daimah nomor 7887 untuk blog Konsultasi agama – Ulama Sunnah, http://ulama.co.nr)

copast dari : http://ulamasunnah.wordpress.com/

Jonathan Arnold : Dari ‘Belenggu Salib’ Menuju ‘Keteduhan Islam’

Kisah berikut adalah kisah seorang mu’alaf dari kota Malang mantan Pendeta Militan pelaku Pemurtadan yang banyak mengandung pelajaran berharga dan bahan renungan bagi kita bersama, berikut ini penuturannya.

Saya dilahirkan 14-Juli 1943 di kota Malang Jawa Timur, hari Minggu pukul 09.00 WIB saat lagu kidung suci dikumandangkan di Gereja. Ayah saya seorang militer AD yang ditokohkan dan disegani oleh warga Kristiani (Protestan). Hidup dalam kedisiplinan yang tinggi adalah ciri keluarga kami. Sebagai seorang anggota militer, ayah saya telah menerapkan kedisiplinan yang tinggi dalam kehidupan kami dan sebagai seorang Kristiani yang ditokohkan, maka ayah saya termasuk yang sangat tidak bersahabat dengan umat Islam. Saya masih ingat betapa hebatnya orang tua menanamkan kebencian-kebencian dalam hati saya terhadap Islam. Menurut penuturan ibu, hal itu bermula dari tingkah laku oknum-oknum orang Islam yang banyak membikin sakit hati ayah. Itulah sebabnya saya dilarang bergaul dengan mereka dan selalu diawasi dengan ketat.

Pada usia tiga bulan saya di babtis di gereja GPI Malang dengan nama Jonathan Arnold. Tiga tahun kemudian saya mulai sekolah di sekolah Minggu (Zondaag School) di gereja, sampai kemudian melanjutkan ke SMP dan SLTA Kristen.

Menjadi Pengkabar Injil

Kelebihan-kelebihan saya dalam sastra, kelancaran lidah saya dalam menyampaikan nas-nas suci BIBLE, ditunjang dengan keberanian dan penamplan saya yang meyakinkan, maka beberapa sesepuh Gereja menyatakan bahwa saya cocok sekali untuk menjadi pengkabar Injil. Inilah alasan ayah saya mengirim saya ke sekolah Theologia di kota Batu-Malang. Nilai akhir yang gemilang dan suksesnya theater yang saya tangani, para pendeta dan tokoh gereja mendesak orang tua saya agar mau mengirimkan saya ke Universitas Leiden-Belanda.

Perjalanan ke negeri Kincir Angin saya lewati dengan mulus, saya memilih jurusan Pekabaran Injil dan filosofia, prinsip mata kuliahnya tidak jauh berbeda dengan yang saya terima di STI Batu-Malang.

Setelah lulus dari Belanda, saya diangkat menjadi pendeta di kabupaten Lumajang pada akhir tahun 1967, saya langsung membentuk misi pekabaran yang sering dikenal dengan istilah kristenisasi, apa yang saya lakukan ini bukanlah hal yang baru. Hal ini telah dilakukan sejak zaman Belanda.

Perjalanan hidupku sebagai penginjil

Saya susun personil-personil yang cukup terlatih, terampil dan mau bekerja untuk Tuhan, ramah tamah, murah senyum dan tak kalah pentingnya bekal yang harus dimiliki anggota misi adalah sabar dan tahan pukul. Karena tugas meraka memang sangat berat. Mereka harus berani menyampaikan berita dari Allah dengan ‘door to door system’, Semua harus dilaksanakan dengan iklash, bersih hati dan senang. Karena Tuhan Yesus ( padahal Yudas-lah yang memanggul salib) telah rela memanggul salib sengsaranya yang cukup jauh. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk berberat hati.

Mencari kelemahan orang Islam

Sebelum operasi benar-benar mulai, saya tebarkan anggota misi untuk meneliti dari dekat kehidupan orang-orang muslim. Ternyata ada 3 kelemahan :

Pertama, Banyak orang Islam yang ikut-ikutan, Islamnya hanya Islam KTP dan tidak paham tentang Islam.
Kedua, seringkali terjadi perpecahan antar umat Islam.
Ketiga, banyak umat Islam yang serakah, tamak, bakhil tidak mau menolong fakir miskin dan yatim piatu.

Dengan tiga faktor ini saya mulai misi, darah militer orang tua rupanya mengalir dalam tubuh saya, seperti seorang jendral mengatur pasukan tempur, saya sebar anggota saya ke daerah-daerah terpencil, berpendidikan rendah dan berekonomi rendah.

Strategi memurtadkan orang Islam

Saya menyebut misi ini dengan sebutan ‘Operasi Simpati’, yaitu agar memperoleh simpati orang-orang Islam dengan jalan menolong fakir miskin. Dana yang kami peroleh cukup besar, karena di samping bersumber dari jemaat sendiri juga dari luar negeri seperti : Belanda, Amerika dan Australia. Saya juga berpesan kepada anggota misi agar segala sesuatunya tidak berkesan menarik orang masuk Kristen. Yang kesulitan biaya untuk sekolah di beri bea siswa, yang sakit diberi obat-obatan, yang susah dihibur, yang lapar diberi makan, yang lemah ekonomi diberi modal, bahkan yang keluarganya matipun ditolong dalam biaya dan pelaksanaan pemakaman, maka operasi simpati ini tampak dari luar sebagai operasi kemanusiaan, sehingga orang Islam banyak yang tertarik masuk Kristen tanpa dipaksa.

Hasilnya sangat mengagumkan, dalam waktu singkat dapat memurtadkan hampir 1000 orang. Namun saya belum puas dengan hasil ini, saya meragukan kemurtadan mereka, apakah karena ekonomi atau benar-benar iklash masuk Kristen. Maka saya bikin formula baru yaitu saya kembangkan pergaulan bebas muda-mudi ala barat, saya kenalkan valentine day, pakaian dan kesenian barat, kebudayaan hingga olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mencuri waktu sholat hingga banyak anak-anak tidak sholat dan mengaji, padahal, hal tersebut sebelumnya telah menjadi budaya umat Islam.

Usaha saya melemahkan pondok pesantren

Penyusunan sistem, metode, personil untuk pelayanan pekerjaan Tuhan juga telah saya persiapkan sangat matang, bahkan gerejapun sudah saya dirikan lengkap dengan sekedul kegiatannya. Dalam perjalan-an pengkabaran Injil ke daerah Jember saya rencanakan hendak melemahkan pondok-pondok pesantren, terutama pondok pesantren Kyai Haji Ahmad Shiddiq”. Di sinilah saya bertemu dengan gadis berkerudung putih, pertemuan yang kemudian membuahkan pernikahan antara pendeta dan gadis muslimah. Saya dapat menikahinya karena berpura-pura telah masuk Islam dengan surat palsu yang saya bikin di penghulu Jatiroto.

Rumah tangga berjalan aman hanya beberapa hari saja. Sebab masing-masing punya akidah yang tidak bisa dipertemukan, kebencian saya terhadap Islam makin lama semakin tidak bisa ditutup-tutupi, terjadilah pertengkaran demi pertengkaran dan setiap kali saya marah, istri saya tidak pernah melawan, yang dilakukannya yaitu langsung shalat dan baca Al-Qur’an. Dari sinilah timbul keinginan saya yang makin lama makin keras untuk mengetahui kandungan Al-Qur’an, maka saya pinjam AL-Qur’an yang ada terjemahannya terbitan dari DEPAG.

Hatiku mulai mendapat petunjuk

Terus terang saya belum pernah membaca Al-Qur’an, kalau membuang hampir tiap hari, pada suatu malam terjadilah sesuatu yang aneh, saat semua orang tidur nyenyak, sepi dan hening, Al-Qur’an saya buka dan seluruh tubuh saya seolah gemetar semua, ketika saya buka persis pada halaman yang ditandai benang pembatas yaitu surat Ar-Rahman, saya terpana dengan keindahan bahasa Al-Qur’an yang di ulang-ulang walau kalimatnya sederhana ‘Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan”.

Lembar demi lembar saya buka, dan sampailah pada ‘surat Maryam’, Maryam ibunya Yesus dikisah-kan dalam Al-Qur’an lebih terhormat, suci, luhur dan mulya dari pada kisah Maryam dalam Alkitab.

Begitu juga dengan sifat Tuhan dalam Al-Qur’an, Tuhan itu Esa adanya, ini berarti tidak boleh ada alternatif lain selain Allah SWT. Berbeda dengan Alkitab yang menyatakan Tuhan itu tiga yang amat tidak logis, apalagi doktrin Tuhan trinitas tersebut baru ada 325 tahun setelah Yesus diangkat kelangit. Al-Qur’an mengisahkan Allah itu kekal, yang membedakan antara mahluk dengan Tuhan, tetapi dalam Alkitab dikisahkan Tuhan telah mati di salib dan Tuhan dikisahkan kalah berkelahi dengan Ya’kub. Masih banyak hal-hal logis yang tidak saya jumpai dalam Alkitab yang membuat imanku mulai goyang.

Hari masih pagi ketika itu, langit tampak cerah dan matahari begitu hangatnya, semalaman saya tidak dapat tidur dengan pikiran yang kalut. Kemarin saya bertengkar dengan istriku, seperti biasa karena keyakinan yang berbeda. Pagi itu istriku minta dipulangkan ke rumah orang tuanya, karena tidak kuat menahan perasaan karena suami selalu memojokkan bahkan menghina keyakinan.

“Maaf mas, saya mau nikah sama mas karena kehendak orang tua. Di Islam hukumnya anak harus nurut sama orang tua. Saya sudah taat, tetapi rupanya saya mau di-Kristenkan, maaf mas, bagi saya lebih baik kehilangan Mas dari pada harus kehilangan Iman-Islam, Besok setelah sholat subuh antarkan saya kembali ke orang tua.”

Besok harinya, tiba-tiba istri saya sudah siap untuk minta dipulangkan ke orang tuanya. “Kamu harus tetap tinggal di rumah ini bersama saya” kata-kataku memulai dan dia menatapku dengan tajam. “sampai perasaanku hancur…sampai imanku hancur..??” tanyanya. “..Tidak..!!, aku tidak akan berbuat sekasar itu lagi terhadapmu, aku berjanji didepan Tuhan, kau bebas dengan agamamu, bahkan kau bebas membaca kitab sucimu. Tadi malam kitab itu telah aku baca, isinya luar biasa dan benar mutlak. Tapi maaf…aku masih belum yakin, bahwa Islam agama yang benar, aku akan menyelidiki” jawabku menjelaskan pada istriku. “Kalau Islam yang benar mas ?” tanya istriku. “Kalau Islam yang benar maka aku akan masuk Islam, tetapi kalau ternyata Islam yang salah atau keliru, maka kamu haarus masuk gereja” jawab saya menantang.

Iman saya mulai goyang dan tertarik dengan agama Islam

Saya mulai membeli buku-buku Islam, minta bantuan ke kedutaan-kedutaan Islam, bagian penerangan Kerajaan Islam Saudi Arabia. Saya datang ke pondok-pondok pesntren mulai dari Banyuwangi sampai ke Kediri. Tidak ada waktu yang berlalu kecuali saya isi dengan belajar perbandingan agama, saya bertekad mencari kebenaran. Saya tidak ingin membohongi hati nurani.

Banyak sekali kebenaran hakiki yang saya jumpai dalam Al-Qur’an, semakin lama semakin nampak kejanggalan-kejanggalan dalam Alkitab, dalam Alkitab banyak sekali pertentangan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, banyak juga berkisah tentang pornografi dan mensifati Tuhan dengan sifat yang mustahil, belum lagi Alkitab tidak ditulis dalam bahasa Yesus. Kejanggalan-kejanggalan ini membuat saya semakin bernafsu mencari sampai dimana kekeliruan-kekeliruan Alkitab.

Aku resmi keluar dari Gereja Protestan

Pada suatu malam saya bermimpi melihat menara gereja saya yang dikerubuti burung-burung. Langit mendadak terbuka, Para malaikat dan bidadari turun, dan seorang bidadari cantik menyanyikan lagu yang amat merdu, sampai saya terjaga dari tidur, dan masih kedengaran suara bidadari itu. Setelah saya amati, ternyata suara itu adalah suara istri saya yang sedang membaca Al Qur’an. Sejenak kemudian istri saya membangunkan saya ”Mas… katanya ingin ketemu Tuhan, mari silakan”. Malam itu saya bangun, di luar hujan deras diselingi petir menyambar-nyambar. Saya bangun dan cuci muka lalu duduk di atas sajadah yang biasa digunakan istri saya sholat. Saya memang sering bangun tengah malam. Kalau istri saya sholat, saya cuma berdoa saja. Sementara hujan belum reda saya khusu’ berdoa sampai tidak terasa air mata saya berlinang, saya memohon kepada Tuhan, ”..Ya Tuhan tolonglah saya, berilah petunjuk kepada saya, kalau memang benar Yesus itu Tuhan, tetapkan hati saya, akan tetapi kalau bukan, tolong beri saya petunjuk kepada siapa saya harus menyembah”. Tiba-tiba badan saya menggigil, keringat dingin mengucur amat derasnya, kembali terngiang suara kiai-kiai, ulama-ulama, yang pernah berdialog dengan saya bahkan suara dari buku-buku Islam yang saya pelajari, seolah semua berkata ”Islam adalah agama yang benar”.

Lalu secepatnya saya menulis surat kepada Dewan Gereja Jatirto-Lumajang dengan tembusan ke Jakarta, saya menyatakan keluar dari gereja protestan, dan ketika membaca surat saya, istri saya terkejut dan berkata, “Terlalu cepat pernyataan ini, sudahkah Mas pikirkan benar?”. Saya jawab, ”Bagiku bahkan terlalu lamban, sekian lamanya aku terombangambing antara kebenaran dan ketidak benaran, aku sudah tak sanggup lagi membohongi diri sendiri”. “Sudah mantap benar Mas?”, tanya istri saya, ”Yah, aku mantap bahwa Islam adalah agama yang benar!”. Jawab saya, ”Kalau begitu mari saya bimbing membaca syahadat”. Lalu istri saya berwudhu dan sholat dua rakaat. Sementara itu saya melihat lonceng di dinding menunjuk pukul 02.10 WIB dini hari. Usai ia sholat, tangan saya dijabat, katanya, “Mari saya bimbing masuk Islam, disaksikan oleh Allah, seluruh malaikat, Nabi dan Rasul, termasuk junjungan kita Nabi Muhammad saw, coba tirukan: Asyhadu Alla Ilahaillallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah”. Istri saya tak kuat menahan air matanya jatuh bercucuran. Dan sejak itu tersiarlah berita dari mulut ke mulut, ”..Jonathan masuk Islam..!”. Majalah dan surat-kabar juga turut meramaikan. Ayahpun akhirnya mengetahui kalau saya masuk Islam dan memanggil saya pulang, ayah menyodorkan majalah ke hadapan saya dan saya menganggukkan berita tentang saya. Ayah marah sekali dan wajahnya nampak merah padam.

Ayah saya marah sekali, “Terlalu gila kamu..Biaya ayah habis banyak karena kamu. Ini berarti kamu telah mengkhianati cita-cita orang tua. Sekarang aku perintahkan kamu pulang kembali ke Malang dan kembali ke Gereja!”. Saya hanya dapat menundukkan kepala dan ti-dak berani menatap wajah ayah yang merah padam itu. Saya jawab, ”Tidak ayah, saya sudah menyatakan masuk Islam dan saya sudah berjanji mati bersama Islam”. Ayah saya semakin berang dan tiba-tiba menggedor meja, “Terlalu gila..jadi kau sudah benar-benar hendak meninggalkan gereja?”. Saya hanya bisa menganggukkan kepala, langsung ayah saya menyahut tidak senang, ”Baiklah kalau kamu sudah tidak bisa diatur lagi, kamu tidak usah mengaku orang tua di sini, keluar! Dan jangan menginjakkan kakimu lagi di rumah ini!”.

Saya diusir dan kerja di pabrik gula

Sejak itu saya diusir dan sayapun meninggalkan rumah . Di Jatiroto, saya ajak istri saya untuk segera meninggalkan rumah dinas Gereja. Tidak ada yang saya bawa dari rumah itu, sebab saya memang merasa semua kekayaan di rumah itu milik gereja. Selanjutnya, saya ditolong oleh orang-orang Islam, ditempatkan di rumah dinas PG. Jatiroto yang kebetulan tidak ada yang menempati.

Alhamdulillah, berkat perjuangan tokoh-tokoh Islam akhirnya saya masuk dan menjadi karyawan PG.Jatiroto. Saya mulai belajar sholat dan membaca Al-Qur’an, dibawah tuntunan istri saya sendiri.

Satu ketika, disaat lagi asyik-asyiknya belajar sholat, datanglah adik saya yang anggota marinir dua jip lengkap dengan anggota-anggotanya. Agaknya keluarga saya di Malang tetap akan memaksa saya kembali ke Malang dan kembali mengelola gereja. Saat itu dengan tegas saya jawab,”Maaf, saya sudah memilih Islam dan berjanji mati dengan Islam!”. Agaknya sudah diatur sebelumnya, begitu mendengar jawaban saya, ia langsung membuka sabuk kopelreim dan dipukul-pukulkan di kepala saya dan saya terjatuh ke lantai dengan berlumuran darah. Saya baru sadar kembali setelah di RS Jatiroto.

Kala itu, ulama-ulama dan tokoh-tokoh agama Islam sama berdatangan menjenguk saya di RS. Jatiroto. Setelah peristiwa itu, beberapa ulama dan kyai mulai menampilkan saya di masjid-masjid untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran ajaran Islam. Atas bimbingan dan dorongan dari mereka itulah saya akhirnya lebih giat lagi mempelajari, memperdalam Al-Qur’an dan Hadits.

Saya mulai dikenal masyarakat Islam secara luas, waktu-waktu saya terisi dengan acara-acara pengajian, dari kampung ke kampung, dari pesantren ke pesantren, dari kota ke kota, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Alhamdulillah sampai ke Malaysia.

Bapak M. Nasir dengan Dewan Dakwah Islamiyah (DDII) nya mendengar cerita tentang saya dan pada tanggal 29 Agustus sampai dengan 8-9-1991 saya mendapat kehormatan diundang pada kesempatan Silaaturrahmi Jamaah Muhtadien di Cisalopa, Bogor Jawa Barat, dimana pada kesempatan itu dihadiri pula oleh para Pengurus Rabithah Al Alam Islamy dari Saudi Arabia.

Bergabung ke Jamaah Muhtadien

Forum silaturrahmi Jamaah Muhtadien ini adalah suatu acara yang diselenggarakan oleh orang-orang yang telah mendapat hidayah dari Allah SWT yang kemudian masuk Islam, mereka terdiri dari bekas orang-orang Kristen, Pendeta maupun Pastur.

Sejak itu, setiap kali diundang pengajian, saya selalu dipanggil dengan “Haji Muhammad Abdillah” sebenarnya saya merasa sangat malu, karena saya belumlah menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

Pada suatu malam, sepulang dari acara pengajian, sebelum berangkat tidur saya menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat tahajjud. Pada saat sholat itulah, sengaja saya menangis dihadapan Allah SWT, saya bermunajat, memohon kemurahan Allah SWT agar saya dapat menunaikan ibadah haji.

Setelah sekian puluh kali hal ini saya lakukan, Allah Yang Maha Rahman dan Rahim mendengar munajat saya dan Alhamdulillah pada musim haji tahun 1992, di suatu pagi sekitar tiga hari setelah hari raya Idul Fitri, datang kepada saya sepucuk surat undangan dari Raja Fadh Arab Saudi yang isinya mengundang saya untuk menunaikan ibadah haji.

Allah sungguh Maha Besar, saya seolah dalam mimpi ketika tiba-tiba saya sudah bersujud di Masjidil Haram persis di muka Ka’bah. Kala itu air mata saya tak terbendung lagi, mengalir deras membasahi pipi dan seolah-olah menjeritkan suara hati saya, ”.. Yaa Allah, pada akhirnya telah sampailah perjalanan saya yang sangat meletihkan dari Yerusalem ke Tanah Suci Mekkah, ampuni dan terima taubat hambamu ini dan jadikan hambamu ini termasuk golongan haji yang mabrur…amien Ya Robbal Alamin..”. (al-islahonline)

Sumber: "www.swaramuslim.net"

Wednesday, August 10, 2011

Pendeta Kaya Raya

Mungkin kisah ini terasa sangat aneh bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan orangnya atau langsung melihat dan mendengar penuturannya.

Kisah yang mungkin hanya terjadi dalam cerita fiktif, namun menjadi kenyataan. Hal ini tergambar dengan kata-kata yang diucapkan oleh si pemilik kisah yang sedang duduk dihadapanku mengisahkan tentang dirinya.

Untuk mengetahui kisahnya lebih lanjut dan mengetahui kejadian-kejadian yang menarik secara komplit, biarkan aku menemanimu untuk bersama-sama menatap kota Johanesburg, kota bintang emas yang kaya di negara Afrika Selatan dimana aku pernah bertugas sebagai pimpinan cabang kantor Rabithah Al-Alam Al-Islam disana.

Pada tahun 1996, disebuah negara yang sedang mengalami musim dingin, di siang hari yang mendung, di iringi hembusan angin dingin yang menusuk tulang, aku menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku. Istriku sudah mempersiapkan santapan siang untuk menjamu sang tamu yang terhormat. Orang yang aku tunggu dulunya adalah seorang yang mempunyai hubungan erat dengan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Ia seorang misionaris penyebar dan pendakwah agama Nasrani. Ia seorang pendeta, namanya Sily.

Aku dapat bertemu dengannya melalui perantaraan sekretaris kantor Rabithah yang bernama Abdul Khaliq Matir, dimana ia mengabarkan kepadaku bahwa seorang pendeta ingin datang ke kantor Rabithah hendak membicarakan masalah penting.

Tepat pada waktu yang telah dijanjikan, pendeta tersebut datang bersama temannya yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah salah seorang anggota sebuah sasana tinju, ia memeluk Islam setelah bertanding dengan seorang petinju muslim terkenal Muhammad Ali.

Aku menyambut kedatangan mereka dikantorku dengan perasaan yang sangat gembira. Sily seorang yang berpostur tubuh pendek, berkulit sangat hitam dan mudah tersenyum. Ia duduk dan berbicara didepanku dengan lemah lembut.

Aku katakan: " Saudara Sily, bolehkah kami mendengar kisah keislamanmu?"
Ia tersenyum dan berkata: "Ya, tentu saja boleh."

Sily berkata: "Dulu aku seorang pendeta yang sangat militan. Aku berkhidmat untuk gereja dengan segala kesungguhan. Tidak hanya sampai disitu, aku juga salah seorang aktifis Kristenisasi senior di Afrika Selatan, karena aktifitasku yang besar, maka Vatikan memilihku untuk menjalankan program Kristenisasi yang mereka subsidi. Aku mengambil dana Vatikan yang sampai kepadaku untuk menjalankan program tersebut.

Aku mempergunakan segala cara untuk mencapai targetku. Aku melakukan berbagai kunjungan rutin ke madrasah-madrasah, sekolah-sekolah yang terletak di kampung dan di daerah pedalaman. Aku memberikan dana tersebut dalam bentuk sumbangan, pemberian, sedekah dan hadiah agar dapat mencapai targetku yaitu memasukkan masyarakat kedalam agama Kristen. Gereja melimpahkan dana tersebut kepadaku sehingga aku menjadi seorang hartawan, mempunyai rumah mewah, mobil dan gaji yang tinggi. Posisiku melejit diantara pendeta-pendeta lainnya.

Pada suatu hari, aku pergi ke pusat pasar dikotaku untuk membeli beberapa hadiah. Ditempat itulah bermula sebuah perubahan. Dipasar itu aku bertemu dengan seseorang yang memakai peci. Ia pedagang berbagai hadiah. Waktu itu aku mengenakan pakaian jubah pendeta berwarna putih yang merupakan ciri khas kami. Aku mulai menawar harga yang disebutkan si penjual. Dari sini aku mengetahui bahwa ia seorang muslim. Kami menyebutkan agama Islam yang berada di Afrika Selatan dengan sebutan 'agama orang Arab'. Kami tidak menyebutnya dengan sebutan Islam. Akupun membeli berbagai hadiah yang aku inginkan.

Sulit bagi kami menjerat orang-orang yang lurus dan mereka yang konsisten dengan agamanya, sebagaimana yang telah berhasil kami tipu dan kami Kristen-kan dari kalangan orang-orang Islam yang miskin di Afrika Selatan.

Si penjual muslim itu bertanya kepadaku, "Bukankah anda seorang pendeta?"
Aku jawab, "Benar."
Lantas ia bertanya kepadaku, "Siapa Tuhanmu?"
Aku katakan, "Almasih."

Ia kembali berkata, "Aku menantangmu, coba datangkan satu ayat di dalam Injil yang menyebutkan bahwa Almasih AS. berkata, 'Aku adalah Allah atau aku anak Allah. Maka sembahlah aku'." Ucapan muslim tersebut bagaikan petir yang menyambar kepadaku. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Aku berusaha membuka-buka kembali catatanku dan mencarinya di dalam kitab-kitab Injil dan kitab Kristen lainnya untuk menemukan jawaban yang jelas terhadap pertanyaan lelaki tersebut.

Namun aku tidak menemukannya. Tidak ada satu ayatpun yang menceritakan bahwa Almasih berkata bahwa ia adalah Allah atau anak Allah. Lelaki itu telah menjatuhkan mentalku dan menyulitkanku. Aku ditimpa sebuah bencana yang membuat dadaku sempit. Bagaimana mungkin pertanyaan seperti itu tidak pernah terlintas olehku?

Lalu aku tinggalkan lelaki itu sambil menundukkan wajah. Ketika itu aku sadar bahwa aku telah berjalan jauh tanpa arah. Aku harus berusaha mencari-cari ayat seperti ini, walau bagaimanapun rumitnya.

Namun aku tetap tidak mampu, aku telah kalah. Aku pergi ke dewan Gereja dan meminta kepada para anggota dewan agar berkumpul. Mereka menyepakatinya. Pada pertemuan tersebut, aku mengabarkan kepada mereka tentang apa yang telah aku dengar. Tetapi mereka malah menyerangku dengan ucapan, "Kamu telah ditipu orang Arab. Ia hanya ingin menyesatkan kamu dan memasukkan kamu ke dalam agama orang Arab."

Aku katakan, "Kalau begitu, coba beri jawabannya!"
Mereka membantah pertanyaan seperti itu namun tak seorangpun yang mampu memberikan jawaban.

Pada hari minggu, aku harus memberikan pidato dan pelajaranku di gereja. Aku berdiri di depan orang banyak untuk memberikan wejangan. Namun aku tidak sanggup melakukannya. Sementara para hadirin merasa aneh, karena aku berdiri di hadapan mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aku kembali masuk ke dalam gereja dan meminta kepada temanku agar ia menggantikan tempatku. Aku katakan bahwa aku sedang sakit. Padahal jiwaku hancur luluh.

Aku pulang kerumah dalam keadaanbingung dan cemas. Lalu aku masuk dan duduk di sebuah ruangan kecil. Sambil menangis aku menengadahkan pandanganku ke langit seraya berdo'a. Namun kepada siapa aku berdo'a. Aku berdo'a kepada zat yang aku yakini bahwa Dia adalah Allah sang Maha Pencipta.

"Ya Tuhanku...
Wahai Dzat yang telah menciptakanku...
Sungguh telah tertutup semua pintu dihadapanku kecuali pintuMu...
Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran...
Manakah yang haq dan dimanakah kebenaran...
Ya Tuhanku...
Jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan...
Tunjukkan padaku jalan yang haq dan bimbing aku ke jalan yang benar..."

Lantas akupun tertidur. Di dalam tidur, aku melihat diriku sedang berada di sebuah ruangan yang sangat luas. Tidak ada seorangpun didalamnya kecuali diriku. Tiba-tiba ditengah ruangan tersebut muncul seorang lelaki. Wajah orang itu tidak begitu jelas karena kilauan cahaya yang terpancar darinya dan dari sekelilingnya.

Namun aku yakin bahwa cahaya tersebut muncul dari orang itu. Lelaki itu memberi isyarat kepadaku dan memanggil,

"Wahai Ibrahim!"
Aku menoleh ingin mengetahui siapa Ibrahim, namun aku tidak menjumpai siapapun di ruangan itu.
Lelaki itu berkata, "Kamu Ibrahim... Kamulah yang bernama Ibrahim. Bukankah kamu yang memohon petunjuk kepada Allah?"
Aku jawab, "Benar."
Ia berkata, "Lihat ke sebelah kananmu!"

Akupun menoleh ke kanan dan ternyata disana ada sekelompok orang-orang yang sedang memanggul barang-barang mereka yang mengenakan pakaian dan bersorban putih.
"Ikutilah mereka agar kamu mengetahui kebenaran!" Lanjut lelaki itu.
Kemudian aku terbangun dari tidurku. Aku merasakan sebuah kegembiraan menyelimutiku.

Namun aku belum juga memperoleh ketenangan ketika muncul pertanyaan, dimana gerangan kelompok yang aku lihat di dalam mimpiku itu berada.

Aku bertekad untuk melanjutkannya dengan berkelana mencari sebuah kebenaran, sebagaimana ciri-ciri yang telah diisyaratkan dalam mimpiku. Aku yakin ini semua merupakan petunjuk dari Allah SWT. Kemudian aku minta cuti kerja dan mulai melakukan perjalanan panjang yang memaksa untuk berkeliling di beberapa kota mencari dan bertanya dimana orang-orang yang memakai sorban putih berada.

Telah panjang perjalanan dan pencarianku. Setiap aku menjumpai kaum muslimin, mereka hanya memakai celana panjang dan peci. Hingga akhirnya aku sampai di kota Johanesburg.

Disana aku mendatangi kantor penerima tamu milik Lembaga Muslim Afrika. Dikantor itu aku bertanya kepada pegawai penerima tamu tentang jamaah tersebut. Namun ia mengira bahwa aku seorang peminta-minta dan memberikan sejumlah uang.

Aku katakan, "Bukan ini yang aku minta. Bukankah kalian mempunyai tempat ibadah yang dekat dari sini? Tolong tunjukkan masjid yang terdekat."

Lalu aku mengikuti arahannya dan aku terkejut ketika melihat seorang lelaki berpakaian dan bersorban putih sedang berdiri di depan pintu.

Aku sangat senang, karena ciri-cirinya sama seperti yang aku lihat dalam mimpi. Dengan hati yang berbunga-bunga, aku mendekati orang tersebut, sebelum aku mengatakan sepatah kata, ia terlebih dahulu berkata,
"Selamat datang wahai Ibrahim!"

Aku terperanjat mendengarnya. Ia mengetahui namaku sebelum aku memperkenalkannya. Lantas ia melanjutkan ucapannya,

"Aku melihatmu didalam mimpi bahwa kamu sedang mencari-cari kami. Kamu hendak mencari kebenaran? Kebenaran ada pada agama yang diridhoi Allah untuk hambaNya yaitu Islam."

Aku katakan, "Benar. Aku sedang mencari kebenaran yang telah ditunjukkan oleh lelaki bercahaya dalam mimpiku, agar aku mengikuti sekelompok orang yang berpakaian seperti pakaian yang kamu kenakan. Tahukah kamu siapa lelaki yang aku lihat dalam mimpiku itu?"

Ia menjawab, "Dia adalah Nabi kami Muhammad, Nabi agama Islam yang benar, Rasulullah SAW."
(Iblis dan syaitan dapat menyerupai apa saja kecuali sosok Tuhan dan Nabi Muhammad SAW - han)

Sulit bagiku untuk mempercayai apa yang terjadi pada diriku. Namun langsung saja aku peluk dia dan aku katakan kepadanya, "Benarkah lelaki itu Rasul dan Nabi kalian yang akan menunjukiku agama yang benar?"
Ia berkata, "Benar."

Ia lalu menyambut kedatanganku dan memberikan ucapan selamat karena Allah telah memberiku hidayah kebenaran.

Kemudian datang waktu shalat dzuhur. Ia mempersilahkanku duduk di tempat paling belakang dalam masjid dan ia pergi untuk melaksanakan shalat bersama jamaah yang lain. Aku memperhatikan kaum muslimin banyak memakai pakaian seperti yang dipakainya.

Aku melihat mereka ruku' dan sujud kepada Allah SWT. Aku berkata dalam hati,
"Demi Allah, inilah agama yang benar. Aku telah membaca dalam berbagai kitab bahwa para Nabi dan Rasul meletakkan dahinya di atas tanah sujud kepada Allah."

Setelah mereka shalat, jiwaku mulai merasa tenang dengan fenomena yang aku lihat. Aku berucap dalam hati,

"Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT telah menunjukkan kepadaku agama yang benar."
Seorang muslim memanggilku agar aku mengumumkan keislamanku.

Lalu aku mengucapkan dua kalimat syahadat dan aku menangis sejadi-jadinya karena gembira telah mendapat hidayah dari Allah SWT. Kemudian aku tinggal bersamanya untuk mempelajari Islam dan aku pergi bersama mereka untuk melakukan safari dakwah dalam waktu beberapa lama.

Mereka mengunjungi sebuah tempat mengajak manusia kepada agama Islam. Aku sangat gembira ikut bersama mereka. Aku dapat belajar shalat, puasa, tahajud, do'a, kejujuran dan amanah dari mereka. Aku juga belajar dari mereka bahwa seorang muslim diperintahkan untuk menyampaikan agama Allah dan bagaimana menjadi seorang muslim yang mengajak kepada jalan Allah serta berdakwah dengan hikmah, sabar, tenang, rela berkorban dan berwajah ceria.

Setelah beberapa bulan kemudian, aku kembali kekotaku. Ternyata keluarga dan teman-teman sedang mencari-cariku. Namun ketika melihat aku kembali dengan memakai pakaian Islami, mereka mengingkarinya dan Dewan Gereja meminta kepadaku agar di adakan sidang darurat. Pada pertemuan itu, mereka mencelaku karena aku telah meninggalkan agama keluarga dan nenek moyang kami.

Mereka berkata kepadaku, "Sungguh kamu telah tersesat dan tertipu dengan agama orang Arab."

Aku katakan, "Tidak ada seorangpun yang telah menipu dan menyesatkanku. Sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW datang kepadaku dalam mimpi untuk menunjukkan kebenaran dan agama yang benar yaitu agama Islam. Bukan agama orang Arab sebagaimana yang kalian katakan. Aku mengajak kalian kepada jalan yang benar dan memeluk Islam."

Mereka semua terdiam. Kemudian mereka mencoba cara lain yaitu membujukku dengan memberikan harta, kekuasaan dan pangkat. Mereka berkata,

"Sesungguhnya Vatikan memintamu untuk tinggal bersama mereka selama enam bulan untuk menyerahkan uang panjar pembelian rumah dan mobil baru untukmu serta memberimu kenaikan gaji dan pangkat tertinggi di gereja."

Semua tawaran tersebut aku tolak dan aku katakan kepada mereka,  "Apakah kalian akan menyesatkanku setelah Allah memberiku hidayah? Demi Allah, aku takkan pernah melakukannya walaupun kalian memenggal leherku."

Kemudian aku menasehati mereka dan kembali mengajak mereka ke agama Islam. Maka masuk Islamlah dua orang dari kalangan pendeta.

Pendeta Sily sekarang di panggil Da'i Ibrahim Sily berasal dari kabilah Kuza Afrika Selatan.

Dari swaramuslim.net

Tuesday, August 9, 2011

Seperti Apa Tuhan?


Suatu hari, seorang ustadz memberikan ceramah. "tuhan tidak terlihat, tapi terasa keberadaannya."

Tiba-tiba saya menceletuk, "kaya kentut dong yah.."
sedikit menahan emosi, ustadz itu kemudian meralat. "tuhan bukan seperti kentut, tapi seperti udara! segar dan dibutuhkan manusia untuk hidup."

Secara spontan pula saya merespon. "berarti di luar angkasa gak ada tuhan yah, kan di sana hampa udara.."
setelah berpikir lama, ustadz yang menahan marah itu kemudian melanjutkan lagi. "kalau begitu tuhan seperti listrik. tidak terlihat, namun menjadi daya pembangkit yang besar." 

Saya kemudian merespon lagi. "kalau begitu, kalau pakai sandal jepit, kita tidak akan 'kesetrum' tuhan dong?" , tiba-tiba, ustadz menampar saya. matanya terlihat memerah, lalu berkata dengan nada meninggi:
"sakit?! seperti itulah tuhan! seperti rasa sakit! bisa dirasakan, tapi tidak terlihat.."
dengan menahan sakit, saya masih menjawab: "tapi sakit ini bersifat sementara. apakah tuhan juga?"

Ustadz itu makin galak, kemudian berteriak. "jadi kamu menolak adanya tuhan?!
dengan menahan marah dan berusaha santun, saya hanya menjawab: "tidak! saya hanya menolak semua analogi manusia tentang tuhan. karena udara, listrik, bahkan rasa sakit adalah makhluq (yang diciptakan). bagaimana mungkin kholiq (sang pencipta) dianalogikan serupa makhluq."

Saya dan ustadz itu kemudian sama-sama terdiam. walau begitu, mungkin masing-masing benak kami tidak akan pernah pernah terdiam untuk bertanya. "seperti apa tuhan?"

Sumber: "http://bayugalih.posterous.com/seperti-apa-tuhan"

Apa Tuhan Itu Ada....????


Sebuah judul posting yang membuat saya melirik untuk membaca nya, Apa Tuhan itu ada..??. Seorang yang pelajar yang pandai yang telah berguru atau menuntut ilmu dari paman sam, yang menyatakan bahwa ada 3 pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh siapapun bahkan seorang profesor sekalipun. Berikut kutipan dari sang penulis postingan :
Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa Menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda

Pemuda : Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya

Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya ?
2. Apakah yang dinamakan takdir ?
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke nerakayang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?

Kyai : Saya tidak marah…Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit

Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda : Ya

Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda : Saya tidak bisa

Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak

Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda : Tidak

Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir

Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda : kulit

Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda : kulit

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : sakit

Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

Astagfirullah …
Setelah saya membacanya, ya jelas tidak bisa 3 pertanyaan tersebut bila dijawab secara ilmiah, bahkan dijawab oleh siapapun. Kita hanya manusia yang di bekali akal dan pikiran yang terbatas, janganlah sombong dengan kepintaran kalian.